Tak berselang lama dari menyimak dari menyimak kajian Meeting Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa sallam), kami di RSC memasuki Surat Al Kautsar. Salah satu surat terpendek dalam Al Quran. Surat ini membahas nikmat yang besar (lagi banyak) yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah ﷺ
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
(QS. Al Kautsar : 1)
Ibnul Jauzi merinci ada enam pendapat mengenai makna Al Kautsar:
- Al Kautsar adalah sungai di surga.
- Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak yang diberikan pada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pendapat Ibnu ‘Abbas.
- Al Kautsar adalah ilmu dan Al Qur’an. Demikian pendapat Al Hasan Al Bashri.
- Al Kautsar adalah nubuwwah (kenabian), sebagaimana pendapat ‘Ikrimah.
- Al Kautsar adalah telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak manusia mendatanginya. Demikian kata ‘Atho’.
- Al Kautsar adalah begitu banyak pengikut dan umat. Demikian kata Abu Bakr bin ‘Iyasy.
(Lihat Zaadul Masiir, 9: 247-249)
Sumber https://rumaysho.com/2712-al-kautsar-dan-kenikmatan-yang-banyak.html
Penjelasan tersebut tidak saling bertentangan. Al-Kautar merupakan Al Khair Al Katsir yakni kebaikan, nikmat dan anugerah yang tidak terkira besar dan banyaknya. Baik Al Quran, kenabian, pengikut yang berjumlah sangat banyak, maupun telaga di padang mahsyar, maupun sungai di surga kesemuanya adalah nikmat besar untuk nabi ﷺ kita yang mulia.
Dari Abu Dzarr, ia berkata,
“Wahai Rasulullah, bagaimana dengan bejana yang ada di al-haudh (telaga Al-Kautsar)?”
Nabi menjawab,
“Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya. Wadah untuk minum yang ada di telaga Al-Kautsar banyaknya seperti jumlah bintang dan benda yang ada di langit pada malam yang gelap gulita. Itulah gelas-gelas di surga. Barang siapa yang minum air telaga tersebut, maka ia tidak akan merasa haus selamanya."
"Di telaga tersebut ada dua saluran air yang mengalirkan air dari surga dengan deras. Barang siapa meminum airnya, maka ia tidak akan merasa haus. Lebarnya sama dengan panjangnya, yaitu seukuran antara Amman dan Ailah. Airnya lebih putih dari pada susu dan rasanya lebih manis dari pada manisnya madu.”
(HR. Muslim no. 2300)
(HR. Muslim no. 2300)
Telaga Rasulullah ﷺ
Keberadaan Telaga (haudh) Rasulullah adalah perkara yang wajib kita imani. Telaga tersebut menjadi salah satu tanda kemulian beliau di hari akhir. Hal ini merupakan sesuatu yang patut kita syukuri, karena nikmat ini bukan hanya untuk beliau ﷺ saja, tetapi juga kita para ummatnya. Kita pun akan ikut "kecipratan" nikmat tersebut.. MasyaaAllah..
Keindahan Telaga Kaustar
“Dan airnya lebih putih dari perak.” HR. Muslim No. 2292
“Airnya lebih putih dari pada susu.” HR. Muslim No. 2301
“Dan (airnya) lebih manis daripada madu yang dicampur susu.” HR. Muslim No. 247
“Dan baunya lebih wangi daripada minyak misk (kasturi).” HR. Bukhari No. 6579
sumber: bekalislam
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الحَوْضِ“Aku menunggu kalian di telaga.”[HR. Bukhari no. 6576]
Hadits yang begitu indah ini selalu berhasil membuat saya menitikkan air mata.
Sungguh bahagia….
Sungguh bahagia….
Mengetahui bahwa beliau menunggu kita ummatnya di Telaga Kautsar.
Photo by rawpixel on freepik
Pernahkah kita memikirkan...
Ketika bertemu beliau di telaga, apa yang ingin kita sampaikan kepada beliau ﷺ?
Apakah rasa terima kasih kita yang mendalam, sebab beliau telah dengan berjuang bersusah payah dengan segenap daya upaya diiringi tetes keringat dan darah, penuh kesabaran meski terusir dari kampung halamannya dan dicaci maki kaumnya, sehingga tegak risalah hingga akhir hayat beliau?
ataukah permintaan maaf, akan segala kekurangan kita yang tidak juga giat menjalankan sunnah-sunnah beliau? Padahal beliau menyeru kita untuk menggigit sunnah nabi dengan gigi geraham kuat-kuat?
Apakah kita merasakan berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api?
Atau mungkin kita tak mampu berkata-kata, karena begitu mulia sosok yang berada di hadapan kita sehingga kita hanya menundukkan pandangan dan sekali-sekali memberanikan diri mencuri-curi agar dapat memandang wajah beliau yang lebih indah dari rembulan?
Photo by wirestock on freepik
Lalu, bagaimana dengan saya sendiri…
Saya selalu membayangkan dan memimpikan membawa seluruh anak cucu serta keturunan, lalu memperkenalkan kepada beliau satu persatu sembari mengatakan
"Ya Rasulullaah, kami datang dari negeri yang jauh.. tanah kami bukanlah jazirah para nabi. Kami ini orang-orang Ajam. bangsa kami bukan dari bangsamu, bahasa kami pun bukan bahasamu.”
Tapi kami mengenalmu meski belum pernah bertemu. melalui kitab yang ditulis oleh ulama terdahulu, melalui narasi yang diriwayatkan sahabat-sahabatmu.”
“Kami mengajarkan kepada anak keturunan kami tentangmu, syariat yang engkau bawa, teladan yang engkau contohkan, kebaikan yang telah engkau tebarkan. Meskipun berjarak ribuan tahun dari masa hidupmu, kami ingin merasakan dekat denganmu, bahkan rindu untuk bisa bertemu.”
“Ya Rasulullah.. kami bersaksi tidak ada tuhan yang layak diibadahi kecuali Allah Azza wa Jalla, dan Engkau adalah Nabi dan Rasul terakhir.. pembawa risalah-Nya.. Kami berusaha mengikuti jalan dan sunnah-sunnahmu."
Memikirkan saja membuat mata saya menghangat.
Tak lupa.. Saya akan mengucapkan terima kasih atas jerih payah beliau ﷺ mendakwahkan Islam hingga akhirnya bisa menjangkau kita yang jauh di bumi pertiwi tercinta ini. Sungguh kita harus bersyukur, beratnya perjuangan dakwah yang beliau tanggung telah menyalakan cahaya terang keislaman di tanah air, menyingkirkan kebodohan dan mendatangkan kemuliaan kaum muslimin di nusantara.
Sungguh saya, berharap akan muncul seulas senyum di wajah beliau melihat ummat beliau berasal dari negeri-negeri yang tidak pernah beliau saksikan semasa kehidupan dakwah beliau..
Namun ternyata ada golongan dari Ummat Islam yang tidak dapat minum dari telaga Al Kaustar.
Siapakah mereka?
Naudzubillah..
Photo by insung yoon on Unsplash
Kira-kira, apa yang teman-teman lakukan ketika bertemu beliau ﷺ?
Semoga Allah Azza wa Jalla memudahkan jalan kita untuk bertemu dengan Nabi ﷺ di telaga dan minum airnya, bahkan langsung dari tangan mulia beliau shalallahu 'alayhi wa salam.
Kontributor : DK. Wardhani
0 comments