Review Buku “Dari Mana Datangnya Setan”

Kenali musuhmu. Dalam sebuah pertandingan/pertempuran, mengenali musuh adalah salah satu strategi yang tidak boleh terlewatkan. Semakin kita mengenali musuh, maka strategi berhadapan dengannya akan semakin kuat. Keyakinan untuk mengalahkan musuh akan bertumbuh bersamaan dengan bertambahnya strategi/ilmu tentang siapa, titik kelemahan, mengetahui rencananya, dan amunisi dari yang diperangi.

Photo by jeshoots

Musuh yang nyata. “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu).” Tidak hanya dalam QS Fatir: 6, Allah SWT banyak mempertegas tentang sebenar-benarnya musuh manusia adalah setan. Tapi masalahnya manusia seringkali tidak sadar, padahal setan sendiri, menganggap manusia adalah musuhnya dengan janji yang powerfull. “Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya.” QS. As-Shad: 82.

Dokumentasi Pribadi

Musuh Allah itu mengumumkan peperangan yang tidak main-main dan mempersiapkan berbagai perlengkapan perang serta memakai pakaian perang yang tidak akan ia tanggalkan sampai kapanpun. … Namun Allah membuka rencana iblis yang menakutkan itu dan menjelaskan secara gamblang sehingga tampak jelas bagi orang yang mau berpikir.” ~ h.17

Allah subhanahu wa ta’ala yang memperingatkan dan Dia jugalah yang ‘membocorkan’ strategi setan untuk menyeret anak keturunan Adam alaihisalam ke neraka Jahanam. Lewat buku Dari Mana Masuknya Setan, penulis membantu mengenali sosok yang tak kenal menyerah ini, dengan merinci dan menguraikan strategi dari setan, diantaranya melalui bab sifat setan, trik ekstrim dan halusnya, sampai bagaimana cara menepis atau menghadapi si musuh yang nyata.

Photo by cbyoung

Mubadzir. Di antara sifat setan, perilaku ini yang saya ‘highlight’, sudah pasti karena pas dengan kebiasaan yang sedang berusaha mati-matian dikurangi. Awalnya, saya berpikir mubadzir ya menghabiskan uang dengan berlebihan, ternyata setelah membaca sub bab ini, pembahasannya tidak sesederhana itu. Mubadzir tidak hanya berkaitan dengan harta, tetapi masuk ke wilayah waktu dan kesehatan. Lalu, mubadzir atau pemborosan tidak melulu berkaitan dengan nominal, tetapi lebih kepada penggunaannya karena setiap yang dinafkahkan selain untuk kebenaran termasuk perbuatan boros.

Dia (setan) menggunakan segala cara sesuai dengan watak manusia dan tingkat keimanannya juga posisi kedekatan dan jauhnya mereka dari Allah.” ~ h.105.

Pintu Masuk Setan menjadi bab terpanjang sekaligus memperlihatkan keseriusan setan untuk membujuk rayu manusia. Salah satu tipu dayanya yang kerap melenakan adalah “... setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), …” Nah, ini cara haluuuus setan untuk menyesatkan, ketika sesuatu yang salah perlahan terlihat benar. Kalau kata ustdz Oemar Mita, setan menggoda antara syahwat dan syubhat, bahkan bisa keduanya. Sangat familiar bukan!

Ketersesatan yang nyata dan Allah membutakan mata hati mereka dengan kegelapan. Sampai mereka tidak menyadari kebenaran dan Allah meletakkan penutup pada telinga serta menutupi mata mereka sampai mereka tidak sanggup melihat dan mendengar seruan kebenaran.” ~ h. 182

Photo by Pablo García Saldaña

Haq dan bathil, masing-masing memiliki konsekuensi dan berada di kelompok bathil alias pengikut setan pun akan mendapat imbasnya. Terlena dengan janji-janji setan yang penuh keindahan duniawi berdampak pada kebutaan mata hati, kesulitan menilai diri dan sekitarnya dengan takaran benar-salah yang haq. Hati dan akal akan terombang-ambing di antara perubahan-perubahan yang membingungkan.

Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya.” Pada bab Pengobatan ada beberapa hal yang saya tandai, meski semuanya sangat penting untuk dipahami dan amalkan. Di antara sekian banyak uraian tentang bagaimana menghadapi gempuran setan, Mempererat Hubungan Keluarga dan Konsisten dengan Komunitas yang senantiasa mengingat Allah, akan sangat membantu keistiqomahan. 

Keluarga adalah lingkungan terkecil yang sangat besar peranannya. Apapun masalah yang dihadapi di luar akan menjadi lebih ringan ketika keluarga dapat menjadi tempat istirahat dan pulang. Namun, keluarga-lah yang menjadi sasaran serius setan untuk menghancurkan ketentraman di dalamnya, melalui rasa was-was hingga dapat berujung pada lisan yang tajam. “Dan jaminan paling kuat untuk mempererat hubungan keluarga adalah tutur kata yang baik.” ~ h.212.

Photo by Hannah Busing

Berada di komunitas yang senantiasa mengingat Allah akan membantu mengkondisikan keimanan untuk istiqomah. Saling mengingatkan dalam kebenaran, saling menasehati dalam kesabaran, saling bergenggaman tangan dan menguatkan, saling mencintai karena Allah, kondisi seperti ini yang tidak sukai setan karena dia menyukai perpecahan. “Individu yang jauh berpisah dari komunitasnya terancam dimangsa setan, karena dia memburu domba yang terpisah dari kelompoknya.” ~ h. 234. 

Dari buku kita akan semakin mengetahui betapa Allah SWT sangat menyayangi hamba-Nya. Allah yang dengan tegas menyebutkan siapa musuh seorang mukmin, Allah yang membuka siasat dan strategi musuh untuk siapapun yang mau berpikir, dan Allah yang memberikan penjagaan bagi hamba-Nya yang mau terus mendekat kepada-Nya.  Wujud kasih sayang akan tampak ketika kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk selalu menadabburi setiap ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW.


Kontributor: Sinta Nisfuanna (Rahmah Study Club Member Batch 4)

0 comments